Halaman

Auror Indra Lesmana dan Anita Rachmawati Salawasna

Rabu, April 13, 2011

DAHT

kepada saudaraku Blog yang dirahmati Allah, sungguh merupakan kebaikan yang utama yaitu berupa kegemaran dalam mencari pengetahuan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat dan untuk itulah menurut saya, saudaraku Blog memiliki cukup banyak keingintahuan akan kelimuan Thifan Pokhan.

adapun diri ini hanyalah seorang Hamba Allah yang fakir baik keilmuan maupun keimanan, tulisan ini hanyalah sekedar memberikan informasi sekedarnya yang jauh dari sempurna dan memuaskan, untuk itulah semoga saudara-saudaraku lainnya yang tentunya jauh lebih fahim sudi untuk meluruskan dan menyempurnakan tulisan ini.

saudaraku Blog yang dirahmati Allah, saudaraku Blog mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
ikhwati thifaners , sy sedikit ada pertanyaan tentang daht, sy pernah diberitahu tmn bahwa klo latihan daht itu harus pada kondisi ekstrim ( panas banget atawa dingin banget) memangnya kalau pd kondisi biasa daht itu gak timbul ya??, kemudian apakah cr berlatihnya sama seperti TD lain , misalkan pernapasan MP ato yg lainnya??

kemudian tmn itu jg bilang bahwa daht itu seperti material yg klo dah di gunakan tdk bisa di ambil lagi spt son goku ngeluarin Kamehame trus karena capek berubah bentuk jd org biasa lagi.

yg terakhir klo sy liat di google ternyata ada bahasan daht !!!!! di situs nampon, pertanyaannya nampon itu sama thifan hubungannya apa??? apa sama2 dr china ato pecahan thifan??

(pemaparan yang je'nan bisa berikan)
baiklah, pertama-tama marilah kita menyimak bersama tentang pengertian 'daht' itu sendiri : dalam kitab "kitebni surulkhan nie thifan pokhan" tuturan Ahmad Syiharani, halaman 30 dikatakan bahwa, 'daht' adalah tenaga yang merupakan pelengkap dalam keilmuan Thifan yang akan timbul oleh latihan jurus dan sentay secara tertib dan tekun, kemudian bila kita tekun dan tertib berlatih jurus dan sentay pada waktu dini hari dapat melatih daht racun dingin(salju) dan bila kita tekun dan tertib berlatih jurus dan sentay pada waktu tengah hari dapat melatih daht racun panas(api), lalu dianjurkan pula untuk latihan-latihan tambahan didataran tinggi atau gunung dan ditepi pantai untuk meningkatkan hasil latihan. kemudian dijelaskan pula bahwa makanan sangat berperan dan penting untuk melatih daht ini, mulai dari sayur-sayuran segar, kacang-kacangan, buah-buahan, pola minum air putih yang sehat, dan secara teratur meminum madu murni tiap hari.

adapun daht itu sendiri merupakan tenaga yang tersimpan pada serabut otot terdalam yang terdapat dibawah saraf perasa dibawah kulit sehingga sering diistilahkan sebagai tenaga dalam. daht ini terdapat pada tubuh mahluk hidup, baik manusia maupun binatang, misalnya pada singa dan harimau mereka mengalirkan daht ini pada suara atau aumannya sehingga dapat melumpuhkan dan mengejutkan mangsanya, pada burung rajawali dath ini dimanfaatkan pada cakarnya yang menimbulkan kecepatan dan daya tarik untuk menangkap hewan buruannya, dan lain sebagainya. karena itulah pada keilmuan Thifan teknik pengolahan daht ini banyak mengambil dan meniru gerakan dan pola pernafasan dari hewan-hewan buas seperti 'sentay barbur keyt' : harimau tidur, 'sentay syifuku': gerakan kera, 'sentay Tsiken' : keluang bergantung, dan lain sebagainya.

daht ini ketika digunakan ibarat air ludah yang dibuang dari tubuh, sehingga untuk memulihkannya dibutuhkan istirahat yang cukup, makanan yang sehat dan benar, dan latihan yang tertib dan tekun.

kemudian saudaraku Blog yang dirahmati Allah mari kita simak bersama sejarah dari keilmuan nampon ini :
Nampon dinamakan juga Pencak Silat Tenaga Dalam, merupakan gabungan aliran Cikalong, Cikaretan, Syahbandar Kari dan Madi. Ilmu Nampon Jurus Gebreg Nampon (Gerakan regenerasi bersama) merupakan ciptaan Alm Embah Khair yang diturunkan kepada Uwak Nampon hasil pelajaran Alm. Nampon yang puluhan tahun, menghasilkan gerakan yang berbeda dari yang lain dan berlandaskan sikap pandang Alm. Nampon yang khas. Apabila pencak silat yang lainnya merupakan rangkaian gerakan dengan mengangkat kaki, Alm Nampon menciptakan Gerak langkah merapat kaki selalu ditanah, dengan dasar 10 macam gerak pencak.

Berlainan dgn jurus penca silat lain, Aliran Alm Nampon berpusat didada sehingga gerak ditangan serasa kosong, berorientasi pada kesamaan gerak. Dari seluruh organ anggota tubuh tangan, kaki, dada, mata, dan nafas. Tenaga otot dipusatkan di otot dada dan belikat. Setiap gerak diakhiri dengan kesamaan tindak laku otot didada, tangan, kaki yang disabet dan digabreg (dihentakkan dan dikompakkan bersama-sama dalam satu gerakan). Karena dasar yang khas inilah jurus khas ini akhirnya dikenal dengan sebutan Jurus Gebreg (Singkatan dari gerakan Regenerasi Bersama). Karena terkenal dengan gaya Penca Silat yang khas dan baru, muncul berbagai sebutan. Ada yang menamakan Ulin nampon, ada juga yang menamakannya Stroom, Timbangan, Spierkracht/tenaga dalam.

Krachtologi berasal dari perkataan KRACHTOS yang berarti tenaga dan LOGOS yang berarti ilmu. Pada 4000 SM, Krachtologi sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno. Dalam sebuah buku Papyrus "Yedimesish Ontologia" yang sudah disalin dalam bahasa Gri Kuno, menceritakan, bila otot bahu digerakkan akan mengeluarkan tenaga aneh sehingga dapat merobohkan orang yang sedang marah (diktat Ameta, Krachtologi 23).

dari Mesir, Krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia. Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan DAHTUZ ialah merobohkan musuh dari jarak jauh. Kaum bangsawan Persia dilatih sejenis senam waktu dinihari sehingga mereka mempunyai tenaga Daht itu. (Kracht 23).
Dikatakannya pula bahwa orang-orang Badwi mempunyai Daht pada matanya, bila musuh akan menyerangnya, tiba-tiba musuh itu roboh. Mengapa orang-orang Badwi banyak mempunyai kekuatan mata seperti itu ? Hal ini disebabkan orang-orang Badwi dengan tanpa disadari melatih matanya dengan melihat jauh, memandang padang pasir yang luas membentang itu.

Orang-orang Cina, Tartar, Patan, Moghul, mengenal beberapa silat yang dapat merobohkan orang dari jauh. Silat Moghul yang terkenal diantaranya SHURULKHAN yang artinya tipuan licik untuk raja-raja, berbentuk silat dua belas jurus dari Taymour Lateph Baber (1460-1520). Yang boleh belajar silat itu hanya kepala-kepala suku dari orang Moghul Islam. Bukbisj Ismeth Bey murid Lateph Baber dapat memukul dengan toya sejauh satu mil. Bukbisj belajar Shurulkhan dari Baber selama 20 tahun. Dengan pisau jarinya ia dapat mengeluarkan usus lawan dari jarak satu tombak. Kawannya melihat ia belajar jurus sejak dini hari sampai matahari naik, dengan diselingi shalat shubuh. Taymour dan Bukbisj terkenal orang-orang yang fanatik madzhab Hambali dan sangat anti kepada orang sufi dan tan (Kracht 24).

Di Cina terkenal beberapa macam silat yang mempergunakan Kracht, diantaranya Gin Kang (ilmu meringankan tubuh) yang dapat dipergunakan melompat jauh, loncat tinggi dan berjalan diatas air. Kwie Kang dan Wie Kang hampir bersamaan, perbedaanya hanya pada jurus pertama. Kwie Kang dengan jurus tinju dan Wie Kang dengan jurus terbuka.

Wie Kang disebut jurus sepuluh, jurus ini tersebar sampai Vietnam, Campa, Malaya, dan Indonesia. Tumbuhlah menjadi beberapa aliran, diantaranya silat Mandar dari Sulawesi, silat Timpung dari Jawa Timur dan silat Nampon dari Jawa Barat, dlsb.

Shurulkhan pun masuk ke Indonesia dan pembawanya ialah orang-orang Cina Islam. Diantaranya orang Indonesia pertama yang belajar Shurulkhan iti ialah Tuanku Rao. Orang-orang Cina Islam menamakan silat itu Tou Yu Kang. (http://www.nampon.com/NamponPenyembuhan.htm) dari pemaparan tersebut dapat kita tarik beberapa kesimpulan berikut :
a. terdapat sejarah yang berbeda antara Thifan PoKhan dengan silat nampon sehingga tidak terdapat keterhubungan sejarah antara keduanya.
b. penggupasan istilah daht pada situs nampon merupakan pengisahan keilmuan bela diri Shurulkhan (siasat raja-raja) yang merupakan induk dari beladiri Thifan PO Khan (kepalan tangan bangsawan Turfan) dan syufu tae sukhan (gerakan raja- raja) bukan istilah dan keilmuan dari nampon sendiri dengan demikian relevansi antara penyebutan istilah tersebut dengan keilmuan nampon tidak ada.
c. kemudian pada keilmuan nampon ini tenaga dalam lebih diperluas lagi penggunaanya selain untuk silat dan beladiri juga untuk pengobatan, meningkatkan peruntungan bisnis dan lain sebagainya (dapat dilihat pada situs nampon), sedangkan daht dalam Thifan lebih diperuntukan untuk teknik perkelahian, untuk meningkatkan kecepatan berjurus, meningkatkan tenaga pukulan, menambah daya tahan tubuh terhadap pukulan dan serangan lawan, meningkatkan kemampuan modsyu (loncatan), dan sebagainya.

saudaraku Blog yang dirahmati Allah, je'nan senantiasa berdoa kepada Sang Khalik "semoga kita selalu dijadikan pendekar-pendekar/mujahid-mujahid kecintaan Allah yang selalu rendah hati, menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah, mencintai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat, mencitakan untuk mati syahid didalam menegakkan da'wah dan Jihad, semoga Allah berkenan untuk mengabulkannya,...aamiin"

sedemikian sajalah pemaparan yang sangat tidak memuaskan ini, sudilah kiranya saudara-saudaraku yang jauh lebih fahim untuk meluruskan dan menyempurnakannya, afwan jiddan atas segala kesalahan dan kekurangan,
jazakallah khairan jaza atas perhatiannya,
wassalam. wr. Wb

Salam Penghormatan Islam, salam penghormatan dari Allah yang penuh dengan keberkahan dan keselamatan,

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Saudaraku Fillah yang dirahmati Allah, khususnya saudaraku A'a yang baik hati nan bijaksana, sungguh diri ini hanyalah Hamba Allah yang serba tidak tahu, yang serba lemah dan sangat sering salah, sedangkan saudaraku bertanya begitu dahsyatnya seolah-olah diri ini adalah orang yang patut untuk dijadikan tempat bertanya.

semua komentar dan informasi yang Je'nan sampaikan hanyalah sekedarnya dan sebagai bentuk ta'liful qulub antara sesama saudara yang saling berdiskusi, sungguh informasi tersebut jauh dari sempurna dan sangat memerlukan penyempurnaan dan pelurusan.

baiklah saudaraku A'a yang dirahmati Allah bertanya sebagai berikut,

Oh iya... ane mau tanya.. apakah mungkin ada orang yang di tangan kirinya mengandung daht panas dan tangan kirinya daht dingin...???
Terus mau tanya lagi,.... dulu pernah ada kejadian di suatu perguruan pencak silat... ada seseorang yang baru belajar di situ, dan berlatih secara biasa... lalu suatu saat, tenaga dalamnya di rasakan oleh rekannya... ternyata tenaga dalamnya terasa daht panas.... dia lain sendiri... karena seharusnya semua murid di perguruan itu memiliki daht dingin semua... sampai rekannya kebingungan... (Gimana itu kang??) dan anehnya lagi... orang tersebut... misalnya (ane permudah dengan tingkatan angka...) misalnya,
---level 8 = baru bisa mengontrol arus berjalannya daht
---level 9 = adalah seseorang yang telah bisa merasakan, mengontrol, memanipulasi, dan menyerap daht orang lain, misalnya tingkat kekuatan tenaganya tingkat-20
---level 10 = adalah yang telah bisa menghilangnkan efek daht orang lain terhadap dirinya, tingkat kekuatan tingkat-21
tapi orang yang tadi saya sebutkan... secara normal tehniknya baru level 8, tapi memiliki tingkat kekuatan tingkat-20, tapi punya kemampuan ekstra orang-orang lebih dari level-10 yang bisa menghilangkan efek daht orang lain...

Padahal level tersebut harus dijalani secara bertahap... dan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan tingkat kekuatan daht... tapi orang ini seakan-akan loncat 2 level kemampuannya tapi kekuatan daht-nya loncat 1 tingkat. Padahal orang itu hampir sulit sekali untuk mengontrol dahtnya.. apalagi memanipulasi, merasakan, atau menyerap daht orang lain (seperti seharusnya levl-9) tapi dia secara alami telah menguasai kemampuan menghilangkan daht orang lain yang seharusnya level 10.

Jadi seakan-akan bisa dianalogikan... seorang petarung dengan kekuatan besar yang tidak bisa mengontrol kekuatannya sendiri, dan daht-nya berhamburan kemana-mana saat bertarung (tidak terfokus) tapi dengan mudahnya bisa "meniru/mempelajari sendiri" kemampuan lain yang berada jauh diatasnya, dimana seharusnya dengan tingkatan tenaga orang itu tidak mungkin dilakukan...

Nah bingung khan.... ..sama.. Ane' juga bingung denger cerita ini... malah katanya gurunya sendiri sampai bingung... Apakah cara latihan dan unsur keturunan mempengaruhi??? soalnya selidik punya selidik, ternyata orang ini mulai kakek dan bapaknya ternyata orang beladiri semua.. dan beliau-beliau beladirinya juga bukan tingkat yang ecek-ecek.. apa mungkin menurun pada anaknya??? (tapi baik kakek atau bapaknya tidak pernah mengajarkan pada anaknya/putus perguruan) Gimana tuh kang?? Bisa minta pendapatnya???

(pemaparan yang Je'nan bisa berikan)
kesimpulan yang dapat Je'nan berikan dari serangkaian pertanyaan tersebut adalah, bagaimana seseorang yang baru belajar suatu keilmuan beladiri tapi memiliki power atau katakanlah kemapuan 'daht' yang jauh berkembang tidak beriringan perkembangannya dengan teknik yang diperolehnya.

Saudaraku A'a yang dirahmati Allah, pertama-tama Je'nan ingin memberikan penekanan bahwasanya didalam Thifan PoKhan aliran Tsufuk memiliki suatu sistem pemberian teknik sesuai dengan perjenjangannya, misalnya :
a. untuk tahapan awal maka yang diajarkan dan ditargetkan kepada seorang tamid adalah ketepatan teknik (berupa ketepatan dalam bertawe, tsebe, tusyug, dan lain sebagainya).
b. kemudian target berikutnya yaitu memasukkan kecepatan, runtutan, dan kelincahan dalam menerapkan teknik-teknik tersebut.
c. kemudian target selanjutnya bagaimana seorang tamid mampu mengembangkan power dalam menerapkan teknik, apakah itu berupa tenaga pukulan, kecepatan reaksi serang dan hindaran, kemampuan modsyu (loncatan, sergapan), dan lain sebagainya
d. dan target-target tersebut semakin berkembang.

degan demikian bila kita menempatkan porsi 'daht' sebagai porsi terbesar dan utama dalam metode dan sistem keilmuan Thifan Po Khan aliran Tsufuk hal tersebut kuranglah tepat, sebagaimana yang pernah diulas bersama bahwa daht bukanlah segalanya dalam keilmuan Thifan dan kesemua unsur atau bagian dalam keilmuan thifan tersebut saling melengkapi dan menunjang.

hal ini saya ingatkan kembali agar kita tidak menjadi seorang tamid Thifan yang seolah-olah mengejar-ngejar yang namanya kemanpuan 'daht' dan menyampingkan aspek lainnya padahal daht itu sendiri diperoleh dari latihan berjurus dan bersentay yang tekun dan tertib dan pola makan dan istirahat yang benar.

kemudian untuk kasus yang Saudaraku paparkan, menurut Je'nan hal tersebut yang seringkali kita namakan sebagai 'potensi bakat yang menonjol', terdapat seseorang yang memiliki daya tangkap yang tinggi, memiliki kemampuan mencerna atau menangkap sesuatu dengan cepat dan tanggap. kemudian bila hal tesebut dikaitkan dengan faktor genetika biologis saya rasa cukup berpengaruh tentunya dalam kaitanya dengan kecerdasan dan potensi intelegensianya serta kecerdasan dan kemampuan motoriknya, dsb.

namun bila hal ini dikaitkan dengan tenaga dalam atau daht (sebagaimana yang keilmuan Thifan defenisikan dan pahami) hal tersebut sangat dipengaruhi oleh ketekunannya dalam berlatih, bisa saja tamid tersebut baru berada pada jenjang Bab 1 kepalan (po), tetapi dia sangat rajin berlatih maka kecepatan, ketepatan, runtutan, kelincahan dan power yang dimilikinya menjadi sangat meningkat, bahkan kecepatan, runtutan, dan power yang dimilikinya lebih unggul dibandingkan dengan Tamid yang jenjang tekniknya lebih tinggi. tentu saja selain latihan yang tekun dan tertib hal ini didukung pula dengan pola istirahat dan pola makan dan gizi yang memadai.

adapun bila tenaga dalam ini diambil dari sudut pandang keilmuan beladiri atau keilmuan tenaga dalam yang lain maka penjelasan dan pemaparannya bisa sangat berbeda.

kemudian untuk saudaraku A'a menanyakan pula, mungkinkah pada seseorang tamid Thifan memiliki daht racun api dan salju pada tangan yang sama. untuk pertanyaan tersebut saya hanya bisa memberikan pemaparan bahwa pembentukan dan pengembangan daht racun ini berawal pada perubahan ulught saraf pada dada yang disebabkan ketekunan dan ketertiban dalam berjurus dan bersentay dan pola makan dan istirahat yang benar, bila daht racun api terbentuk maka terjadi perubahan pada ulught saraf daht pada dada kanan, dan bila daht racun salju yang terbentuk terjadi perubahan pada ulught saraf daht pada dada kiri. untuk hal tersebut saya tidak menemukan penetapan pasti bahwa daht racun api harus terjadi pada tangan kanan dan daht racun salju harus terjadi pada tangan kiri.

demikianlah jawaban yang sangat tidak memuaskan dan jauh dari kesempurnaan ini, sudilah kiranya saudaraku seiman para pengkaji Thifan meluruskan dan menyempurnakannya, afwan jiddan atas segala kekurangan dan kesalahan, jazakallah atas pertanyaan dan perhatiannya,
wassalam. wr. wb.

Assalaamu'alaikum wr. wb.

kepada saudaraku humdee yang dirahmati Allah, mohon maaf kiranya bila saya berusaha mencoba memberikan pemaparan seadanya berkaitan dengan pertanyaan yang saudara ajukan, meskipun pertanyaan tersebut lebih dikhususkan untuk saudara Syiharani yang dirahmati Allah, namun secara umum juga kepada para pengkaji Thifan lainnya.

baiklah hamba Allah yang fakir ini hanya mencoba memberikan pemaparan sebagai berikut. berdasarkan pertanyaan Humdee :

Lalu ... untuk akang syiharani dan para thifaners... dengan metode latihan daht yg spt thifan pokhan lakukan, bagaimana pendapat kalian mengenai tenaga dalam yang dihasilkan oleh beladiri lain .. seperti Kungfu Baji, Taichi, Aikido, dll .. bahkan sebagian aliran pencak silat yang mengkhususkan latihan pada pengolahan nafas?

(pemaparan yang Je'nan bisa berikan)
pertama-tama je'nan ingin memberikan beberapa penekanan berikut : dalam sejarah perumusan dan perkembangan Thifan Po Khan para peramu dan perumusnya berusaha sekeras mungkin membersihkan keilmuan ini dari segala unsur-unsur khurafat, bid'ah, takhayyul, tasabbuh, syirik, dan lain sebagainya sehingga keilmuan ini benar-benar sesuai dengan landasan syar'i dari dinul Islam. adapun syarat-syarat dari beladiri islami saudaraku Humdee dapat membuka Thread "beladiri islami"

dari penekanan diawal tersebut maka dalam hal tenaga dalam ini dimana masing-masing beladiri memiliki istilahnya tersendiri bagi Je'nan tidak hanya dilihat dari tenaga dalam itu saja namun juga bagaimana metode dan sistem dalam memperoleh, mengembangkan, dan meningkatkannya.

bila saudaraku humdee yang dirahmati Allah mengambil contoh dengan : baji kungfu, aikido, dan peguruan silat yang ada di negeri kita ini, selama beladiri tersebut sesuai dan menjalankan sarat-sarat suatu beladiri yang Islami (tentu saja hal ini bukan hanya sekedar beladiri semata, namun juga turut menyangkur keshahihan aqidah kita) maka hal itu adalah sesuatu yang positif dan membawa kebaikan.

namun bila kita melihat bagaimana sejarah dan keilmuan kungfu baji yang sangat kental ideologi dan tata cara keagamaan budha dan taoisme didalamnya Je'nan rasa kita sebagai seorang muslim harus lebih berhati-hati lagi dalam mengkajinya, demikian pula dengan aikido. dan menurut je'nan bila sangat terpaksa dan harus mengkajinya sebaiknya sebisa mungkin menghilangkan unsur-unsur dari beladiri tersebut yang telah terkontaminasi oleh ideologi budha, taoisme, shinto, dsb didalamnya, jadi benar-benar murni mempelajari teknik yang telah dibersihkan. begitu pula dengan beladiri-beladiri lainnya. (sebagai informasi Thifan Po Khan menempu jalan dan proses yang cukup panjang dan lama dalam memurnikan keilmuannya agar sesuai dengan nilai-nilai syar'i)

kemudian saudaraku Humdee yang dirahmati Allah menyatakan bahwa :
pemaparan definisi daht disini masih ketinggalan bila dibandingkan oleh kungfu dan sebagian aliran silat ... bahwasanya daht ini diatur melalui pikiran. Mau kemana atau menjadi apa daht ini, semua tergantung pikiran ... bahkan niat saat melatihnya.

maka Je'nan hanya bisa mengomentari, bahwasanya daht Thifan Po Khan memang fokus penggunaannya yaitu untuk kelengkapan teknik perkelahian Thifan, apakah itu sebagai penambah kecepatan bertawe, penambah power serangan, meningkatkan reaksi serangan dan tangkisan, maupun dalam hal daht racun panas dan racun dingin, semua hal itu berada dalam konteks yang sama yaitu " ilmu perkelahian/ beladiri"

daht ini tidak berkembang menjadi tenaga pengobatan karena bagi para pengkaji Thifan diberikan keilmuan kelengkapan sebagai pengobatan, seperti "pengobatan al-wasin al-kayy, tusuk saraf persia, dan tusuk jarum cina" tentunya keilmuan ini diberikan kepada tamid yang memiliki background keilmuan yang selaras, misalnya tamid tersebut berprofesi sebagai dokter, dsb.

kemudian daht ini tidak berkembang sebagai "pengundang rejeki atau peruntungan, tidak berkembang menjadi jimat atau pelindung mara bahaya, tidak menjadi tenaga dalam sebagai sumber kewibawaan, dan lain sebagainya"

Semoga Allah 'azza wa jalla memberikan kita petunjuk dan kekuatan dalam mencari, mengkaji, dan mengamalkan keilmuan yang bermanfaat dan diridhai-Nya.

demikianlah pemaparan seadanya ini, yang jauh dari kesempurnaan,
afwan jiddan saudaraku Humdee bilamana jawaban Je'nan banyak yang keliru dan tidak berkenan,kebenaran sejati hanya disisi Rabbul 'izzati,
wassalam. wr. wb.

Diedit & disebarluaskan:
Yoddy Hendrawan
081319240442
kumaraqulmi@gmail.com

2 komentar:

  1. bismilah mau tanya mas kira2 untuk mendatangkan pelatih senior dikalbar bisa tidak ya,,dan harus di upah berapa,trimakasih

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum saudaraku se akar dalam keilmuan. saya adalah praktisi Dahtuz untuk penyembuhan. Nanyak sekali persaan antara yang saya pelajari dan Anda pelajari. semiga suatu saat kita bisa bertemu. dari Abah Akbar. www.PersianMagnetism.com 082214702588

    BalasHapus